google-site-verification: google8b0c72b5c7533948.html 3c5d26825b916c5966857d3cf5202d49e2f91f2938a0f2f168

SENI BUDAYA Bab Perancangan Pementasan

 


SENI BUDAYA Bab Perancangan Pementasan

A Tujuan Pembelajaran 

Peserta didik mampu memahami dan melakukan aktifitas sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dasar manajemen seni pertunjukan.

2. Mengidentifikasikan pekerjaan dan aktivitas yang ada dalam produksi seni pertunjukan.

3. Mengeksplorasi berbagai pekerjaan dan aktivitas yang ada produksi seni pertunjukan.

4. Mengasosiasikan pekerjaan dan aktivitas yang ada dalam produksi seni pertunjukan dalam kehidupan sosial budaya di masyarakat.

5. Mengomunikasikan jaringan kerja sama dalam suatu produksi seni pertunjukan secara sederhana dengan bahasa lisan maupun tulis maupun praktik kerja produksi seni pertunjukan.

6. Mengidentifikasikan pelatihan pemeranan dan melakukan latihan pemeranan sebagai persiapan pementasan.

7. Mengidentifikasi perancangan tata artistik dan melaksanakan perancangan tata artistik.

8. Mengasosiasikan perancangan pementasan dengan kehidupan sosial budaya di masyarakat.

9. Mengomunikasikan perancangan pementasan secara sederhana bahasa secara lisan maupun tulisan.

B Tentang Perancangan Pementasan

Manajemen secara etimologi berasal dari kata to manage yang berarti mengatur atau merencanakan. Tujuan utama dalam mempelajari manajemen adalah: Pertama, agar orang atau kelompok dapat bekerja secara efisien.

Kedua, tujuan mempelajari manajemen agar dalam bekerja atau melakukan usaha dapat dicapai ketenangan, kelancaran, dan kelangsungan usaha itu sendiri.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.

Musyawarah Produksi Seni Pertunjukan

Musyawarah produksi seni pertunjukan bertujuan untuk membentuk kelompok kerja dalam memproduksi seni pertunjukan. 

Pembagian kerja

Pembagian kerja dalam produksi seni pertunjukan terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu bagian produksi dan bagian artistik. 

a. Pimpinan Produksi

Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan dan keberhasilan produksi.

b. Sekretaris Produksi

Tugas sekretaris adalah bertanggung jawab dalam membukukan dan mencatat semua kegiatan yang berhubungan dengan produksi seni pertunjukan.

c. Bendahara

Bertanggung jawab terhadap semua hal yang berhubungan dengan keuangan.

d. Seksi Dokumentasi

Bertanggung jawab atas dokumentasi kegiatan baik berupa visual (foto, gambar, dan dokumen cetak lainnya), audio (rekaman suara, rekaman musik dan lain-lain), serta audiovisual (videografi, film dan lain-lain).

e. Seksi Publikasi

Bertanggung jawab terhadap segala urusan promosi dari kegiatan pementasan pertunjukan.

f. Seksi Pendanaan

Bertanggung jawab terhadap penyediaan dana yang dibutuhkan dalam proses dan pelaksanaan pementasan seni pertunjukan.

g. House Manager

Bertugas mengemban pelayanan publik serta bertanggung jawab kepada pimpinan produksi dalam layanan staf produksi dan layanan publik.

Manajemen Artistik

1. Sutradara atau Konseptor

Membuat konsep pertunjukan.

2. Pemeran

Membuat konsep pemeranan dengan sutradara.

3. Pimpinan artistik

Bertanggung jawab pada segala artistik karya dan tata urut pementasan agar menjadi pementasan yang harmonis.

Dalam bekerja, pimpinan artistik dibantu oleh:

1). Stage manager

2). Penata panggung

3). Penata kostum atau busana

4). Penata rias

5). Penata cahaya

6). Penata bunyi dan suara

7). Penata Musik dan Sound

Pelatihan Pemeran

1. Latihan Teknik Muncul

2. Latihan Teknik Memberi Isi

3. Latihan Teknik Pengembangan

4. Latihan Teknik Membina Puncak-Puncak

5. Latihan Teknik Timming

6. Latihan Teknik Improvisasi

Tata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang (Background) tempat memainkan lakon. 

Prinsip-prinsip dalam menata pentas adalah: 

a. Dapat memberi ruang kepada gerak-laku.

b. Dapat memberi pernyataan suasana lakon.

c. Dapat memberi pandangan yang menarik.

d. Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton.

e. Merupakan rancangan yang sederhana f. Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelaku.

g. Dapat secara efisien dibuat, disusun, dan dibawa.

h. Dapat membuat rancangan harus menunjukkan bahwa setiap elemen yang terdapat di dalam penampilan visual pentasnya memiliki hubungan satu sama lain.

Tata busana sangat berpengaruh terhadap penonton, karena sebelum seorang pemeran didengar dialognya terlebih dahulu diperhatikan penampilannya.

Agar busana pementasan mempunyai efek yang diinginkan, maka busana harus menunaikan beberapa fungsi tertentu, yaitu: 

a. Membantu menghidupkan perwatakan pelaku, artinya sebelum dia berdialog, busana yang dikenakan sudah menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya, kepribadiannya.

b. Membantu menunjukkan individualisasi peranan, artinya warna dan gaya tata busana harus dapat membedakan peranan yang satu dengan peranan yang lain.

c. Membantu memberi fasilitas dan membantu gerak pelaku, artinya pelaku harus dapat melaksanakan laku atau akting perannya tanpa terganggu oleh busananya. 

Tata rias dalam pembahasan ini adalah tata rias pentas, jadi segala sesuatu harus ditujukan untuk membentuk artistik yang mendukung pemeran dalam sebuah pementasan lakon.

Tugas tata rias, yaitu membantu memberikan dandanan atau perubahan-perubahan pada para pemain sehingga terbentuk dunia pentas dengan suasana yang kena dan wajar. 

Kegunaan Tata Rias

a. Merias tubuh berarti mengubah hal yang alami menjadi hal yang berguna artinya dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat. Bedanya dengan rias cantik adalah kalau rias cantik merubah hal yang jelek menjadi cantik sedangkan rias untuk teater adalah merubah hal yang alami menjadi hal

yang dikehendaki.

b. Mengatasi efek tata lampu yang kuat.

c. Membuat wajah dan badan sesuai dengan peranan yang dimainkan.

Tata cahaya, yaitu pengaturan sinar atau cahaya lampu untuk menerangi dan menyinari arena permainan serta menimbulkan efek artistik. 

Tujuan adanya tata cahaya adalah:

a. Menerangi dan menyinari pentas dan pemeran.

b. Menerangi, yaitu cara menggunakan lampu sekadar untuk memberi terang dan melenyapkan gelap.

c. Mengingatkan efek cahaya alamiah. Maksudnya, menentukan keadaan jam, musim, cuaca, dan keadaan dengan menggunakan tata cahaya.

d. Melukiskan dekor atau scenery dalam menambah nilai warna sehingga tercapai adanya sinar dan bayangan menonjolkan fungsi dekorasi.

e. Membantu permainan lakon dengan cara membantu menciptakan suasana kejiwaan.

Tata bunyi bisa diartikan sebagai cara untuk mengatur musik, efek bunyi maupun berbagai bunyi-bunyian yang mendukung terciptanya suasana sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. 

 Cara sederhana membuat efek bunyi di antaranya sebagai berikut.

• Bunyi pintu, (jika pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan benturan daun pintu) caranya kita buat pintu dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel,

• Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau ballpoint yang digerakkan ke kiri dan ke kanan.

• Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya.

• Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda keras.


No comments:

Post a Comment